Konsep subnetting dari IP Address versi 4 merupakan teknik yang umum
digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam
sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi
beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk
menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask.
Fungsi router secara sederhana adalah menghubungkan dua buah jaringan
yang berbeda; tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai
network yang diharapkan.
CIDR merupakan konsep baru untuk mengembangkan Supernetting dengan
metode Classless Inter-Domain Routing. CIDR menghindari cara pemberian
IP Address tradisional menggunakan klas A, B dan C. CIDR menggunakan
“network prefix” dengan panjang tertentu. Prefix-length menentukan jumlah “bit sebelah kiri” yang akan dipergunakan sebagai network ID.
Jika suatu IP Address memiliki 16 bit sebagai network ID, maka IP address tersebut akan diberikan prefix-length (network prefix) 16 bit yang umumnya ditulis sebagai /16 dibelakang IP Address, contoh: 202.152.0.1/18.
Jika diperhatikan, CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu
blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP
address yang lebih kecil. Perbedaannya adalah CIDR merupakan sebuah
konsep untuk pembagian blok IP Public yang telah didistribusikan dari
IANA, sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang
dilakukan oleh pemilik network (network administrator) dari blok IP yang
telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak dikenal di internet).
Jika pada pengalokasian IP address classfull, suatu network ID hanya
memiliki satu subnetmask, maka VLSM menggunakan metode yang berbeda,
yakni dengan memberikan suatu network address lebih dari satu
subnetmask.
Sebelum melakukan subnetting, hal yang kita harus kita tentukan
terlebih dahulu adalah seberapa besar jaringan kita saat ini, serta
kemungkinannya dimasa mendatang.
Routing statik menggunakan routing statik murni dalam sebuah
jaringan, hal ini berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di
setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Routing dinamik merupakan cara yang digunakan untuk melepaskan
kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual. Protokol
routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan
yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah
isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini,
router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu
meneruskan datagram ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing
dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara
otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar